Dayak Samihim

Suku Dayak Samihim, adalah salah satu suku Dayak yang bermukim di kecamatan Pamukan Utara, kecamatan Pamukan Barat dan kecamatan Sungai Durian di provinsi Kalimantan Selatan.

suku Dayak Samihim
(nawuraha)
Suku Dayak Samihim, walaupun berada di wilayah Kalimantan Selatan, tapi berdasarkan pengelompokan termasuk bagian dari sub-etnis suku Dayak Maanyan yang berada di Kalimantan Tengah.

Masyarakat suku Dayak Samihim berbicara dalam bahasa Samihim. Bahasa Samihim ini memiliki kekerabatan bahasa dengan bahasa Dayak Maanyan sekitar 80%. Dengan bahasa Dayak Labuhan sekitar 45%, dengan bahasa Bajau sekitar 46%, dengan bahasa Dayak Bakumpai sekitar 51%. Sedangkan dengan bahasa Dayak Bukit sekitar 59%.

Mayoritas suku Dayak Samihim yang mendiami desa Mangka memeluk agama Kristen Protestan dalam Gereja Kalimantan Evangelis. Mereka berada dalam bimbingan Pendeta pertamanya Aaron Bingan. Desa pemukiman lain mereka adalah desa Buluh Kuning, Betung dan beberapa daerah di sekitarnya.

Di Kalimantan Selatan suku Pamihim kadang disebut juga sebagai Orang Pamukan. Di masa lalu antara tahun 1660 - 1700, orang Pamukan pernah memiliki kerajaan sendiri, yaitu Kerajaan Pamukan. Kerajaan ini pernah diserang oleh suatu serangan dari luar, terlihat dari bukti sisa-sisa pemukiman mereka di Tanjung Kersik Itam. Kerajaan Pamukan yang merupakan kerajaan suku Dayak Samihim yang semula berkedudukan di sungai Cengal. Orang-orang Pamukan yang juga merupakan bagian dari Dayak Dusun Maanyan merupakan rakyat Kesultanan Banjar, kemudian meminta kepada Sultan Banjar agar ditempatkan seorang penguasa yang memimpin mereka dan sebagai pengganti Kerajaan Pamukan yang telah hancur tersebut. Kemudian Sultan Banjar mengutus Pangeran Dipati Tuha bin Sultan Saidullah untuk mendirikan kerajaan baru di daerah ini dengan ibukota kerajaan tidak lagi di sungai Cengal tetapi di sungai Bumbu anak sungai Sampanahan, karenanya kerajaan ini kemudian dikenal sebagai Kerajaan Tanah Bumbu dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Daerah Pamukan kemudian lebih dikenal sebagai daerah Cengal sebagai salah satu divisi Kerajaan Tanah Bumbu. Daerah Cengal ini pernah menjadi daerah pendudukan Kesultanan Paser. Pemerintah kabupaten Kotabaru berencana memekarkan wilayah ini menjadi daerah yang akan dinamakan sebagai kabupaten Pamukan.

Suku Dayak Samihim memiliki suatu tradisi budaya yang sudah terkenal di Kalimantan Selatan, yaitu suatu tradisi seni musik yang khas, yang dikenal dengan nama "Kukurung".

Kehidupan masyarakat suku Dayak Samihim saat ini sudah sangat berkembang dan bisa dikatakan masyarakat suku Samihim tidak lagi menjalani hidup seperti di masa nenek moyang mereka, tapi mereka telah menjalani hidup yang lebih baik. Banyak masyarakat suku Samihim yang telah bekerja di perusahaan swasta dan sektor pemerintahan. Tidak sedikit juga yang bergerak di bidang wiraswasta. Kegiatan lain seperti berburu dan menangkap ikan di sungai sekitar pemukiman mereka tetap dilakukan di saat tidak ada kegiatan rutin.

referensi:

3 comments:

  1. ye ampu blok hi ina hi awe? maeh artikle ni..

    ReplyDelete
  2. Sejarah harus terus di ingat oleh generasi sekarang dan yang akan datang.bahwa suku dayak samihin masih ada.

    ReplyDelete