Suku Dayak Penan Timur, adalah salah satu suku pengembara yang hidup di hutan pedalaman Sarawak, Malaysia.
Suku Dayak Penan Timur berada di sekitar daerah Miri, Baram, Limbang dan Tutoh. Suku Dayak Penan Timur biasanya hidup dalam kelompok yang beranggotakan 15 hingga 75 orang. Suku Dayak Penan Timur membangun perkemahan utama mereka di dekat sumber air yang mudah dijangkau, dan menjadikannya sebagai tempat yang strategis untuk tinggal sementara dan untuk menyimpan hasil hutan. Mereka membangun gugusan kemah-kemah di tempat-tempat tingggi di punggung bukit. Selain perkemahan utama mereka, sejumlah perkemahan sementara juga dibuat untuk digunakan dalam kelompok-kelompok kecil.
Pondok-pondok dibuat dari batang-batang pohon muda, dengan atap yang terdiri dari lembaran-lembaran seperti tikar yang dibuat dari daun-daun kelapa yang dianyam. (Lebar, 1972:178)
Sedangkan Sellato melaporkan bahwa para pengembara itu hidup jauh di hulu sungai, di dataran tinggi yang bergunung-gunung; mereka tinggal di hutan-hutan, tidak punya desa, dan terus berpindah-pindah. (1994:15)
Selain itu, Arnold menyatakan bahwa suku Penan pengembara yang hidup di lembah Plieran adalah orang yang paling primitif di Kalimantan; yang hidup di hutan dan tinggal di pondok-pondok yang terbuat dari dedaunan dan hidup dengan cara mengumpulkan makanan dan berburu. (1959:11)
Saat ini terjadi peningkatan dalam kehidupan masyarakat Dayak Penan Timur, karena sebagian besar telah mulai hidup menetap di tempat-tempat yang dekat aliran sungai. Hanya sebagian kecil saja yang masih menerapkan hidup nomaden. Suku Dayak Penan Timur yang sudah menetap, membangun pemukiman dan sekarang sudah hampir merupakan sebuah kampung yang memiliki beberapa rumah tempat tinggal. Para laki-laki tetap pergi berburu untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
referensi:
perempuan Penan Timur di Ulu Baram, Sarawak (wikipedia) |
Pondok-pondok dibuat dari batang-batang pohon muda, dengan atap yang terdiri dari lembaran-lembaran seperti tikar yang dibuat dari daun-daun kelapa yang dianyam. (Lebar, 1972:178)
Sedangkan Sellato melaporkan bahwa para pengembara itu hidup jauh di hulu sungai, di dataran tinggi yang bergunung-gunung; mereka tinggal di hutan-hutan, tidak punya desa, dan terus berpindah-pindah. (1994:15)
Selain itu, Arnold menyatakan bahwa suku Penan pengembara yang hidup di lembah Plieran adalah orang yang paling primitif di Kalimantan; yang hidup di hutan dan tinggal di pondok-pondok yang terbuat dari dedaunan dan hidup dengan cara mengumpulkan makanan dan berburu. (1959:11)
Saat ini terjadi peningkatan dalam kehidupan masyarakat Dayak Penan Timur, karena sebagian besar telah mulai hidup menetap di tempat-tempat yang dekat aliran sungai. Hanya sebagian kecil saja yang masih menerapkan hidup nomaden. Suku Dayak Penan Timur yang sudah menetap, membangun pemukiman dan sekarang sudah hampir merupakan sebuah kampung yang memiliki beberapa rumah tempat tinggal. Para laki-laki tetap pergi berburu untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
referensi:
- books.google.co.id
- wikipedia
- dan sumber lain
No comments:
Post a Comment